Bimbingan dan Konseling Kelompok dalam Lingkup Rehabilitasi


BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK DALAM LINGKUP REHABILITASI

Disusun Oleh :
Nama                        : Mukramati 
Unit/Semester        : 0I/V
Mata Kuliah           : Bimbingan dan Konseling Rehabilitasi      dan Kesejahteraan Sosial
Dosen pembimbing : Nurul Hikmah, M.Pd
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul Bimbingan dan Konseling Kelompok dalam Lingkup Rehabilitasi di selesaikan. Makalah ini merupakan wujud dari gagasan perlunya referensi untuk mata kuliah Bimbingan dan Konseling Rehabilitasi dan Kesejahteraan Sosial. Kemudian makalah ini diintegrasikan dengan pemikiran-pemikiran dari ahli lain dan konsep-konsep yang baru berkembang.
          Makalah ini mendapat banyak tambahan materi yang disesuaikan dengan sistematika pemikiran dari sisi prosedur. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak menerima bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam waktu yang relatif singkat makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, terutama dosen pembimbing. Semoga Allah S.W.T berkenan mencatat amal shalehnya.
          Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami  mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita.

                                                                        Lhokseumawe, 9 Desember 2019
                                                                                               


                                                                                                Penulis



BAB III PENUTUP. 10


BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Rehabilitasi dan Kesejahteraan Sosial adalah untuk memperluas pengetahuan mahasiswa mengenai bimbingan dan konseling kelompok dalam lingkup rehabilitasi. Bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi adalah upaya memberi bantuan kepada sekelompok individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya secara fisik, mental, kognitif dan emosi. Bimbingan kelompok rehabilitasi sangat berpengaruh dalam rangka memberikan kemudahan dan pertumbuhannya yang bersifat pencegahan. Sedangkan konseling kelompok rehabilitasi bersifat penyembuhan. Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok secara langsung dialami atau kebutuhan yang sedang dihadapi oleh para anggota kelompok
Makalah ini memuat definisi bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi serta tujuan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi. Penulisan makalah ini untuk membantu mahasiswa agar memahami jenis-jenis bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi, tahap proses konseling kelompok rehabilitasi, bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi dalam perpsektif islam serta kelebihan dan kekurangan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi yang bertujuan menambah pengetahuan dari pembaca dan penulis.

B.  Rumusan Masalah

2.    Apa tujuan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi?
3.    Apa saja jenis-jenis bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi?
4.    Bagaimana tahap bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi?
5.    Bagaimana bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi dalam perpsektif islam?
6.    Apa saja kelebihan dan kekurangan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi?
1.    Untuk mengetahui definisi bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi.
2.    Untuk mengetahui apa tujuan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi.
3.    Untuk mengetahui jenis-jenis bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi.
4.    Untuk mengetahui tahap bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi.
5.    Untuk mengetahui bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi dalam perpsektif islam.
6.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi.

D.  Manfaat

Mahasiswa dapat mengembangkan proses penyusunan penulisan ataupun penyusunan makalah yang baik dan benar serta membuka pengetahuan mahasiswa dalam mencari materi bimbingan dan konseling kelompok dalam lingkup rehabilitasi dan masih banyak manfaat lainnya.

















BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bimbingan dan Konseling Kelompok Rehabilitasi

Bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan kepada sekelompok dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya dan juga bersifat pencegahan. Sedangkan konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada sekelompok dalam rangka memberikan kemudahan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi angggota kelompok dan bersifat pengobatan.
Konseling rehabilitasi atau counseling rehabilitation. The Commission on Rehabilitation Counselor Certification (CRCC) mendefinisikan counseling rehabilitation sebagai “a systematic process which assists persons with physical, mental, developmental, cognitive and emotional disabilities to achieve their personal, career and independent living goals in the most integrated setting possible through the application of the counseling process. The counseling process involves communication, goal setting and beneficial growth or change through self-advocacy, psychological, vocational, social and behavioral interventions”. Konseling rehabilitasi adalah suatu proses sistematis yang membantu penyandang kecacatan fisik, mental kognitif dan emosi untuk mencapai tujuan personal, karir dan kehidupan mandiri dalam setting yang seintegrasi mungkin melalui penerapan proses konseling. Proses konseling tersebut melibatkan komunikasi, penetapan tujuan dan pertumbuhan atau perubahan ke arah yang lebih baik melalui self-advocacy, intervensi psikologis, intervensi vokasional, intervensi sosial dan intervensi behavioral.[1]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi adalah upaya memberi bantuan kepada sekelompok individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya serta penyelesaian masalah baik secara fisik, mental, kognitif dan emosi.

Tujuan bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi yaitu:[2]
1.    Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek positif dalam kepribadiannya.
2.    Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada fase perkembangan mereka.
3.    Para anggota kelompok memperoleh kemampuan pengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontra antar pribadi di dalam kelompok dan kemudian dalam kehidupan sehari-harinya.
4.    Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini akan membuat mereka lebih sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan sendiri.
5.    Setiap anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
6.    Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima resiko yang wajar dalam bertindak dari pada tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa.
7.    Para anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati makna dan kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
8.    Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain. Dengan demikian dia tidak merasa terisolir atau seolah-olah hanya dialah yang mengalami ini dan itu.
9.    Para anggota kelompok belajar berkomunikasi dengan anggota-anggota yang lain secara terbuka dengan saling menghargai dan menaruh perhatian,   pengalaman dengan demikian dimungkinkan akan membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang-orang yang dekat di kemudian hari.
1. Bimbingan Kelompok (Group Guidance)
Bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok ini mengacu pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman lewat kegiatan kelompok yang terencana dan terorganisasi. Contohnya bimbingan kelas oleh guru BK, proses ice breaking, sosialisasi dan lainnya.
2. Konseling Kelompok (Group Counseling)
Konseling kelompok adalah suatu upaya konselor dalam membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Contohnya adalah para siswa kelas XII yang sedang bingung akan melanjutkan kuliah kemana. Mereka khawatir jika terjadi salah jurusan. Dalam keadaan seperti ini, guru BK akan mengumpulkan para siswa ini menjadi sebuah kelompok. Dalam aktivitas sehari-harinya, guru BK akan mengamati satu-persatu perilaku para siswa tersebut dan memperkirakan jurusan yang cocok untuknya. Sehingga di akhir kegiatan nanti, guru BK bisa memberikan alternatif pilihan jurusan yang tepat untuk mereka.
3. Terapi Kelompok (Group Therapy)
Terapi kelompok adalah suatu upaya untuk membantu individu dalam menyelesaikan masalahnya melalui serangkaian terapi dalam kelompok. Terapi kelompok dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Terapi kelompok merujuk kepada penyediaan terapi bagi individu yang memerlukan bantuan bagi penyesuaian diri, gangguan emosi atau hambatan perkembangan yang serius. Anggota kelompok terapi seringkali terdiri atas individu dengan gangguan mental atau emosi kronis yang membutuhkan membangun kembali kepribadian. Contohnya terapi kelompok pada korban kecanduan NAPZA, ODHA dan lainnya.
Menurut Corey dan Yalom tahap konseling kelompok rehabilitasi yaitu:[4]
1.    Prakonseling
Tahap prakonseling dianggap sebagai tahap persiapan pembentukan kelompok. Konselor akan menawarkan program yang dapat dijalankan untuk mencapai tujuan. Konselor juga perlu menekankan bahwa pada konseling kelompok hal yang paling utama adalah keterlibatan konseli untuk ikut berpartisipasi dalam keanggotaannya dan tidak sekedar hadir dalam pertemuan kelompok. Selain itu, konselor juga perlu memperhatikan kesamaan masalah sehingga semua masalah anggota dapat difokuskan kepada inti permasalahan yang sebenarnya.
2.    Tahap Permulaan
Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok. Adapun manfaat dari dibentuknya struktur kelompok ini adalah agar anggota kelompok dapat memahami aturan yang ada dalam kelompok. Aturan ini akan menuntun anggota kelompok untuk bertanggung jawab pada tujuan dan proses kelompok. Black menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada tahap permulaan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif.
3.    Tahap Transisi
Tahap ini disebut sebagai tahap peralihan. Hal umum yang seringkali muncul pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan dapat membuka permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama sama dirumuskan dan diketahui penyebabnya.

4.    Tahap Kerja
Tahap kerja sering disebut sebagai tahap kegiatan. Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya, yaitu menyusun rencana tindakan. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan telah dapat membuka dirinya lebih jauh. Pada tahap ini juga, dapat saja terjadi konfrontasi antar anggota dan transferensi. Dan peran konselor dalam hal ini adalah berupaya menjaga keterlibatan dan kebersamaan anggota kelompok secara aktif. Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi oleh tahapan sebelumnya. Jadi, apabila tahapan ini berjalan dengan baik, biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.
5.    Tahap Akhir
Tahap ini adalah tahapan di mana anggota kelompok mulai mencoba perilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki perilaku kelompok apabila belum sesuai. Oleh karena itu, tahap akhir ini dianggap sebagai tahap melatih diri konseli untuk melakukan perubahan.
6.    Pasca konseling
Tahap ini adalah menetapkan evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut dari konseling kelompok. Evaluasi sangat diperlukan apabila terdapat hambatan dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dan perubahan perilaku anggota kelompok setelah proses konseling berakhir. Konselor dapat menyusun rencana baru atau melakukan perbaikan pada rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Contoh proses konseling rehabilitas


Islam memandang bahwa setiap insan akan lebih indah ketika saling bersatu. Banyak faedah yang didapatkan ketika berkukuhnya satu kelompok yang berbeda-beda sudut pandang, persepsi bahkan opini. Islam menganjurkan bermusyawarah dalam segala hal untuk mempermudah segala urusan. Seperti halnya dalam firman Allah yang berbunyi:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah Mencintai orang yang bertawakal”. (Q.S Ali Imran: 159)[5]
Nah, segala sesuatu bisa tercipta dengan terbentuknya suatu kelompok. Begitu pula dengan proses bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi ketika proses bimbingan dan konseling kelompok berlangsung antar individu lainnya akan memberi arahan atau motivasi kepada konseli lainnya.
Kelebihan yang dimiliki bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi yaitu sebagai berikut:[6]
1.    Menghemat waktu dan energi.
2.    Pengalaman komunitas dalam bimbingan dan konseling kelompok dapat meringankan beban penderitaan dan menentramkan konseli.
3.    Bisa menjadi sarana untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dan perilaku sosial dalam suasana yang mendekati kondisi kehidupan nyata.
4.    Menyediakan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain.
5.    Memberikan motivasi yang lebih kuat kepada konseli untuk berperilaku konsisten sesuai dengan rencana tindakannya.
Kelebihan yang dimiliki bimbingan kelompok rehabilitasi yaitu:
1.    Cocok digunakan untuk menangani masalah-masalah perilaku tertentu seperti agresi yang ekstrim.
2.    Menstabilkan ketegangan, kecemasan dan keterlibatan dalam kelompok.
3.    Memudahkan modeling perilaku yang tidak diinginkan untuk dieliminasi.
Kekurangan yang dimiliki bimbingan kelompok rehabilitasi yaitu:
1.    Adanya kesulitan untuk menjadwal bimbingan kelompok.
2.    Kombinasi yang tepat dari anggota kelompok adalah penting namun sulit untuk dicapai.
Kekurangan yang dimiliki konseling kelompok rehabilitasi yaitu sebagai berikut:[7]  
1.    Tidak cocok digunakan untuk menangani masalah-masalah perilaku tertentu seperti agresi yang ekstrim, konflik kakak-adik atau orang tua anak yang intensif.
2.    Ambiguitas yang melekat dalam proses kelompok menyebabkan beberapa konselor terlalu mengendalikan kelompok.
3.    Isu-isu dan masalah-masalah yang dimunculkan dalam kelompok kadang-kadang mengganggu nilai-nilai personal atau membahayakan hubungan konseli atau konselor dengan pihak lain seperti dengan orang tua atau dengan administrator.
4.    Unsur konfidensialitas yang sangat esensial bagi kelompok yang efektif sulit untuk dicapai dalam konseling kelompok.
5.    Modeling perilaku yang tidak diinginkan sulit untuk dieliminasi.
6.    Meningkatnya ketegangan, kecemasan dan keterlibatan yang terjadi dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
7.    Kombinasi yang tepat dari anggota kelompok adalah penting namun sulit untuk dicapai.
8.    Beberapa anggota kelompok menerima perhatian individual yang tidak memadai.
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi adalah upaya memberi bantuan kepada sekelompok individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya secara fisik, mental, kognitif dan emosi. Adapun tujuan konseling kelompok rehabilitasi salah satunya yaitu masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek positif dalam kepribadiannya. Begitu pula dengan jenis-jenis bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok dan terapi kelompok. Jadi, ada beberapa tahap dalam proses konseling kelompok rehabilitasi yaitu prakonseling, tahap permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan pasca konseling. Islam memandang bahwa setiap insan akan lebih indah ketika saling bersatu. Banyak faedah yang didapatkan ketika berkukuhnya satu kelompok yang berbeda-beda sudut pandang, persepsi bahkan opini. Islam menganjurkan agar terciptanya kelompok dalam segala hal untuk mempermudah segala urusan.
Setiap sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan begitu pula dengan  bimbingan dan konseling kelompok rehabilitasi salah satu kelebihanya yaitu menghemat waktu dan energi, bisa menjadi sarana untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dan perilaku sosial dalam suasana yang mendekati kondisi kehidupan nyata serta menyediakan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Sedangkan kekurangan yang dimiliki konseling kelompok rehabilitasi yaitu sifat ambiguitas yang melekat dalam proses kelompok menyebabkan beberapa konselor terlalu mengendalikan kelompok.

B.  Saran-Saran

Kami menyadari bahwa pada makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya kami menjadi orang yang lebih baik dari sekarang.
                                               DAFTAR PUSTAKA
Parker, m.r.; szimanski, e.m.; & patterson, j.b. (eds.) (2004). Rehabilitation Counseling: Basics and Beyond. Fourth Edition. Texas: Pro.ed Inc. International Publisher.
Lumongga Lubis, Namora & Hasnida. (2016). Konseling Kelompok. Jakarta:
Kencana.
Hartinah, Dra.Hj. Sitti DS., MM.(2013). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama.
Kurnanto, M. Edi. (2013). Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.



[1] Parker, dkk (Eds.) (2004). Rehabilitation Counseling: Basics and Beyond. Fourth Edition. Texas: Pro.ed Inc. International Publisher. Hlm.4
[2] Kurnanto, M. Edi. Konseling Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm.11
[3] Hartinah, dkk. konsep dasar bimbingan kelompok. (Bandung: PT.Refika Aditama, 2013)
[4] Lumongga Lubis, Namora & Hasnida. Konseling Kelompok. (Jakarta: Kencana, 2016), Hlm.80
[5]Al Quran dan terjemahan Al-Alim. (Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2011). Hlm.72

[6]Kurnanto, M. Edi. Konseling Kelompok (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm.28
[7]ibid, Hlm.30                                                                               

2 Responses to "Bimbingan dan Konseling Kelompok dalam Lingkup Rehabilitasi"