MAKALAH ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga dengan keridaan-Nya
pula dan kerja keras penulis makalah tentang ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kita dapat ikut adil
dalam memanfaatkan ilmu yang ada. Karena kebanyakan dari kita ada yang
menganggap sepele mengenai asas-asas bimbingan konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik dan saran dari para pembaca
guna penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar bahwa penulis hanya manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan memberi manfaat bagi kita
semuademi menambah pengetahuan kita.
Lhokseumawe,23 september 2017
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................... i
Daftar
Isi..............................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................
iii
Latar
Belakang......................................................................
iv
a.Rumusan
masalah..............................................................
b.Tujuan
penulisan................................................................
c.Manfaat
penulisan.............................................................
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................
1
1.1 Pengertian Asas Bimbingan dan
Konseling....................... 2
2.2 Asas-asas Bimbingan dan
Konseling................................. 3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................
4
Saran.....................................................................................
5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan
pelayanan yang professional, yang menguraikan pemahaman, penanganan dan
penyikapan tentang keadaan seseorang yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan
psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar
tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan
konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang berlaku atau dalam kata
lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan rukun
yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing/ konselor
dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling. Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan
nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas
ini tidak dijalankan dengan baik, maka
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2.
Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3.
Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2.
Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3.
Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling
D.
Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat
diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas
bimbingan dan konseling.
2.
Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada
dalam dirinya.
3.
Sebagai refrensi dalam berdiskusi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling
Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas
berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi
“Rukun”.Jadi asas bimbingan dan konseling berarti “Rukun yang harus dipegang
teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan
dan konseling”. (hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap kegiatan
kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada
asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan itu.Menurut Prayitno
ada dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan koseling.
B.
Asas – Asas Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai
dengan makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan
profesional itu harus di laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang
menjamin efisien dan efektivitas proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut
di dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa
layanan harus di dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan
tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu
antara lain suasana konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman,
penerimaan, kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di
aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah
tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan –
ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1.
Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun
dirahasiakanya segenap data dan keterangan peserta didik yang menjadi sasaran
layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
oleh orang lain .
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam
kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan
hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor
harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga
rahasia data tersebut, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara atau
konseling, karena hubungan menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat
berlangsung dengan baik jika data
informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat
dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas
kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas,
maka apa yang terjadi saat pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan
oleh konselor dan konseli baik itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli,
kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik. Demikian pula
catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau konseling
perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh
konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli
yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit
HIV yang didapatnya sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga
kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang
banyak .
2.
Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang
menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan peserta didik mengikuti atau
menjalankan layanan atau kegiatan yang
di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses
membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti
bahwa bimbingan bukan merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu
binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan
adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan
konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela
menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang
peserta didik yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah
satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus
mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran
tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3.
Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang
menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan
tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi
dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat
penting bagi konselor/ guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara
konselor dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan
adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk
membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi
perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa
memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih jauh
tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada hubungan
yang erat antara keterbukaan konselor dan kemampuan klien membuka diri (self
exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan keterangan maupun
informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing berkewajiban mengembangkan
keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu
harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong
konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing
akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan
kesuka relaan ; maksudnya , si terbimbing telah betul-betul telah mempercayai
konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu
bahwa kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua
arah. Dari pihak klien di harapkan pertama-tama mau membuka diri sendiri
sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di ketahui oleh orang lain, dan
kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan lain
lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang
konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah
konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan
maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4.
Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang
mengkehendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik
dalam kondisi masa sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa
lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat
diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik
tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada
dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu
yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli
sering bersumber dari rasa penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa
lalu, dan kekhawatiran dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya
pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka
diharapkan konselor dapat mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang
telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli
baik fisik dan psikisnya.
5.
Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk
pada tujuan umum BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan
menjadi individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima
diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan
bimbingan dan konseling adalah agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian
di dalam diri konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan
segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian
tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap konseli
atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu
diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan
sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri
sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan
itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai
dengan potensi,minat dan kemampuan- kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas
haruslah disesuikan dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam
kehidupan sehari-hari. Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari
keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun
klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang
pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal
dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar
konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .
6.
Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang
mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi
secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan
konseling kadang-kadang konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada
konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu melaksanakan sendiri
kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara
aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor
harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola
konseling”multidimensional” yang tidak hanya mengandalkan transaksi perbal
antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu klien aktif menjalani proses
konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik
dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya
dengan lingkungan yang baru.
7.
Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki
agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan
konseling ditandai dengan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli
ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap
dan tingkah laku itu membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan
kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan
dan konseling dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk
memberikan kerjasama sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku
konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat
pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang
pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta
pergaulan bebas dikalangan pemuda ..
8.
Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang
mengkenhendaki agar berbagai layanan dan kegiatan BK , baik yang di
lakuakn oleh guru BK/konselor maupun
pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
Untuk itu konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat
membantu penanggulangan masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan
guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan.
Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling
membantu demi terbantunya konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan,
konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan
aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk
menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan
saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka
tidak terjerat dalam pergaulan besar.
9.
Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap layanan dan
kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat
ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat dan lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma
yang dianutnya ke dalam hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak
langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau
norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang berlaku
yaitu norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan
lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya ,
harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana
yang harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang
profesional harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10.
Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional .
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan
dan konseling, para petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang
memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh
konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa
para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli
dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang
peserta didik/konselor yang datang pada seorang konselor , seorang harus
bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu
memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11.
Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada
pihak yang lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
profesional yang menangani masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat
masalah yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan
kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat
diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu
mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli
untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang
peserta didik/konseli yang mengalami tidak lulus sekolah , seorang konselor
tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini ,seorang konselor harus
melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti
membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12.
Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberi rasa aman),mengembangkan keteladanan , memberikan
ransangan dan dorongan serta kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam
pengertian bimbingan dan konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus,
dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah
dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan bimbingan
dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai
sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Asas
ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang
seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang
konselor harus menjadi guru teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/
konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi
pasaerta didik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah
merupakan subuah dasar yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan/
kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang
mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, asas-asas tersebut
sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas. Kedua belas asas bimbingan
dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan
para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara
ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya
yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik
dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang
dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran
Dari uraian tersebut di atas, asas
bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang
teguh oleh para konselor/ guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada
konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat memberikan saran kepada semua pihak
yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang
guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa jurusan pendidikan), agar tetap
selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa dalam rangka mencetak
kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan mencari refrensi lain
yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami (penulis) merasa isi
makalah ini ada kekurangan.
Daftar Pustaka
A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling.
Jakarta : Quantum Teaching.
Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar
Konseling Tinjauan Teori dan Praktik.Bandung
:Citapustaka Media Perintis.
Salahudin, Anas. 2010.
BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Prayetno.dasar-dasar bimbingan
konseling.jakarta:Rineka Cipta
bermanfaat sekali
BalasHapussangat membantu
BalasHapus